Pages

Tuesday, February 24, 2015

Sahabat Tersesat



Sahabat Tersesat

Pagi mulai menyapa dengan kehangatannya, seonggok matahari terlihat sinar terangnya menyinari bumi yang tertutup berbagai kabut tebal di alam pedesaan. Aktivitas pagi kali ini, telah direncanakan oleh sekumpulan sahabat dekat. Sahabat dekat yang selalu menghabiskan waktu bersamanya sepanjang waktu yaitu Alif, Nuri, Ami, Asdaf, dan Kila. Mereka menamai kelompok mereka sendiri dengan nama “ AKANA”.
            Pagi ini mereka merencanakan untuk mencari jamur di hutan pinggir desa dimana mereka tinggal. Setelah merasa waktu dan persiapan telah siap. Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju hutan. Di hutan mereka seperti dihadapkan dengan  gelaran berbagai tulisan “ selamat datang “ yang menempel di daun-daun pepohonan. Mereka terkagum-kagum dengan suasana hutan yang begitu asri dan diiringi dengan angin sepoi-sepoi bak menari di atas surga. Pandangan matanya tertuju kepada sekumpulan jamur-jamur yang menancap di tanah-tanah subur di dekat pepohonan. Dengan hati yang penuh dengan kegembiraan, mereka mulai mencabuti jamur-jamur tersebut bagaikan sedang memanen padi di sawah yang luas. Setelah jamur di tempat itu telah habis. Kemudian mereka melanjutkan untuk mencari jamur-jamur lebih banyak lagi ke dalam hutan. Tanah rembesan, pohon tumbang dan rumput-rumput liar mengiringi langkah mereka dalam menjalin kebersamaan  dengan mencari jamur. Sedang asik mencari jamur, mereka dikejutkan dengan suara gesekan bambu.
Yang menyadarkan Ami akan suatu hal, kemudian Ami bertanya kepada teman-temannya,” Eh, kita sekarang ada di mana?”.
Asdaf menjawab,” Di hutan lah..”.
Nuri langsung menyambar jawaban Asdaf,” Kita telah terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Bagaimana kita bisa pulang? Apakah kalian tahu di mana jalan kita untuk pulang?”.
Dengan bijak Alif menjawab,” Tolong, kalian tenang. Sekarang kita memang telah terlalu jauh di dalam hutan. Tapi kalian harus tetap tenang, jangan berpikiran yang negatif.”
“ Bagaimana kami bisa tenang, kita tidak bisa pulang? Atau kalian mau membiarkan kita terjebak di dalam hutan ini?” jawab Kila.
“ Iya aku tahu, tapi kita tersesat di sini juga bukan hanya karena satu orang saja. Melainkan kita semua bersama pergi ke hutan dan kita juga harus keluar dari sini bersama. Kalian harus ingat itu!” Alif mencoba menasehati teman-temannya.
Asdaf seraya melanjutkan nasehat Alif,” Sekarang kita harus bisa berpikir jernih untuk mencari cara bagaimana kita bisa keluar dari sini.”
Kemudian mereka setuju, mereka mulai melangkahkan kaki mereka mengikuti arah kaki Asdaf. Setelah mereka berjalan cukup jauh, tiba-tiba mereka menemukan tempat kuburan yang sangat menyeramkan. Mereka langsung lari dengan kencangnya tanpa peduli ada lubang tanah di depan mereka. Ternyata Nuri terperosok ke dalam lubang tersebut. Lubang yang cukup dalam ini sangat sulit ditaklukan jika hanya dengan menjulurkan tangan Asdaf yang panjang. Dengan cepat, Alif berpikir untuk mencari dahan pohon pisang yang sudah kering untuk menolong Nuri. Setelah menemukan dahan pohon pisang yang dibutuhkan, tangan kreatifnya mulai melepaskan daun-daun yang menempel pada dahan pisang tersebut. Dengan cepat dia menggambungkan beberapa dahan pohon pisang dan mulai menjulurkannya kepada Nuri. Dengan sigap Nuri berhasil menggenggam dahan tersebut dan berhasil keluar dari lubang menakutkan itu.
            Perjalanan untuk menmcari jalan keluar hutan terasa melelahkan, dan hutan pun semakin menyeramkan. Ditambah lagi dengan semakin sorenya hari. Lalu, air mata dari Kila mulai menetes dari wajah cantiknya. Ketakutan mulai menyergapi mereka. Tetesan air mata gadis desa terasa tumpah di bawah rindangnya pohon besar. Asdaf yang mampu menahan air matanya, hanya bisa termenung melihat teman-temannya menangis deru ingin pulang ke rumah mereka. Sementara Alif hanya bisa berdiam dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
Kemudian Alif berucap,” Teman-teman janganlah menangis. Aku yakin kok, kita pasti bisa keluar dari hutan ini. “ Alif mulai meyakinkan teman-temannya.
Kila menjawab sambil meneteskan air mata,” Ngomong itu gampang. Tapi kita sedang tersesat. Gak tau ada dimana.”
Alif kembali menanggapi jawaban Kila,” Iya udah, kalian di sini aja dulu ya? Aku mau mencari jalan keluar dari sini. Mungkin aja ada..”
 Mereka lantas mengangguk bersama.
            Alif langsung berlari menjauhi teman-temannya. Lalu Alif mendengar aliran sungai yang tidak terlalu deras. Dia berusaha mendekati suara aliran sungai tersebut. Ternyata dia melihat aliran sungai kecil yang sangat jernih. Dan yang membuatnya bersemangat lagi, Ia melihat paralon panjang berwarna putih di sepanjang aliran sungai.
Dengan sigap, Dia langsung kembali ke tempat sambil berteriak kegeriangan,” Teman-teman aku menemukan jalan keluar dari sini.”
Wajah teman-temannya yang tadinya musam langsung berubah menjadi cerah penuh kegembiraan mendengar berita bagus tersebut.
Alif kemudian menyeru,” Ayoo cepat ikuti aku..”.
Meraka dengan serentak menjawab,” Okee... “
Kemudian mereka menuju ke sungai yang baru saja ditemukan Alif.
Asdaf :” Berita bagus apaan Lif? Ini hanya sebuah sungai kecil?”
Kila :” Iya Lif, berita bagus apaan? Berita bagus bahwa kita akan minum air sepuasnya di sungai ini gitu?”
Alif:” Dengarkan aku dulu, aku punya ide. Kalian lihat paralon putih yang ada di sana?”
Asdaf:” Iya, aku lihat emangnya ada apaan?”
Ami:” Ohh, iya paralon..?”( berpikir )
Alif:” Terus, kalian tau gak apa yang sedang aku pikirkan?”
Nuri:” Oh ya Lif, aku tahu maksudmu. Dengar teman-teman, kita itu harus mengikuti arah dari paralon itu. Kalian kan tahu, di desa-desa banyak yang menggunakan paralon untuk menyalurkan air dari pegunungan. Jadi inilah jalan kita untuk pulang. Iya kan Alif?”
Alif:” Yaps.. ayo kita ikuti arah paralon itu.”
            Setengah jam berlalu, cahaya terang mulai nampak di depan mereka. Mereka melihat jalan setapak dengan penuh telapak kaki. Mereka kemudian mengikuti arah jalan setapak itu. Setelah mengikuti jalan itu, mereka lalu bertemu dengan seorang kakek bercaping dengan mata yang hanya terlihat satu.
Kakek :” Apa yang sedang kalian lakukan di sini?”
Kila :” Kami tersesat kek.”
Kakek :” Ohh, sebaiknya kalian itu jangan mengikuti arah jalan ini. Jika kalian mengikuti arah jalan ini. Kalian akan berada dalam bahaya.”
Mereka langsung ketakutan.
Alif:” Terus kami harus lewat jalan mana kek?”
Kakek:” Kalian ikuti saja jalan itu. Setelah sampai di kuburan, kalian belok kiri terus. Setelah itu kalian akan menemukan perkampungan desa ini.”
Ami :” Kuburan?”
Setelah mereka membalikan badan merka kebelakang, ternyata kakek itu telah menghilang.
Ami: “ Kakek tadi kok hilang?”
Kila :” Jangan-jangan itu kakek caping...”
Alif :” Udah, jangan berpikiran kayak gitu. Sekarang kita ikuti saja jalan ini.”
Asdaf :” Kamu yakin Lif?”
Alif :” Buat apa tidak yakin, kalian ingin tetap tersesat disini?”
Asdaf :” Engga lah.”
Alif :” Ya udah. Ayoo kita jalan. “
Mereka mulai menelusuri jalan setapak yang ditunjukan  kakek tadi. Kemudian mereka sampai di pertigaan kuburan, ketakutan mulai menghampiri mereka. Kemudian Alif meminta teman-temannya untuk mengikuti jalan sebelah kiri. Akhirnya mereka setuju. Tak lama berselang, mereka menjumpai pemukiman penduduk. Mereka langsung bersemangat menuju perkampungan itu. Setelah sampai di perkampungan itu, mereka langusung menuju ke jalan raya beraspal yang mereka kenal.
Alif :” Inilah jalan yang menuju ke desa kita. Kita selamat..”( sambil menghadap ke teman-temannya)
Kila :” Allhamdulillah. Terima kasih ya Allah..”
            Mereka berlari dengan kegirangan menuju ke kampung mereka. Saat mereka sampai di pertigaan jalan desanya. Mereka bersalaman dan berteriak “ Akana Selamat...“. Kelima sahabat tersebut langsung menuju ke rumahnya masing-masing. Dan di rumah mereka menceritakan pengalaman yang menakutkan itu kepada keluarganya. Tanpa terkecuali dengan Alif, dengan kepandaian dan ketenangan yang dimilikinya. Dia telah menyelamatkan sahabat dan dirinya sendiri. Keempat sahabatnya menamai Alif dengan nama “ ALIEN” yang berarti Alif is Intelligent”.
--------------------------------------------SEKIAN--------------------------------------------------

3 comments:

Silakan Komentar dengan Bijak dan Santun