Pages

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Selamat datang di Imamarifind Blog.Now replace these sentences with your own descriptions.

PRAKTIKUM SOSIOLOGI PEDESAAN

Selamat Datang di Imamarifind Blog.

PADAS 1 2017

Selamat Datang di Imamarifind Blog .

KP3K PADAS 2 2018

Selamat Datang di Imamarifind Blog.

Thursday, August 13, 2015

Contoh Soal Ulangan : Biologi Kelas X

PILIHLAH JAWABAN YANG TEPAT !

1. Berikut ini adalah nama ilmiah beberapa organisme:
  1. curcuma domestica
  2. musa textilis
  3. felix domestica
  4. musa paradisiaca
     Manakah yang kekerabatannya paling dekat?
     a. 1 dan 2                           c. 2 dan 3                    e. 2 dan 4
     b. 1 dan 3                           d. 3 dan 4

2. Dalam praktiknya, urutan langkah-langkah metode ilmiah yang benar adalah ....
    a. identifikasi masalah – hipotesis – observasi – eksperimen – menarik kesimpulan.
    b. merumuskan masalah – pengumpulan keterangan – hipotesis – eksperimen –  
        menarik  kesimpulan.
    c. identifikasi masalah – observasi – hipotesis – menarik kesimpulan.
    d. mengumpulkan data – merumuskan masalah – menyusun hipotesis – mengadakan
        eksperimens – menarik kesimpulan.
    e. mengadakan observasi – merumuskan masalah – mengadakan eksperimen –  
        menyusun  hipotesis – menarik kesimpulan.

3.  Salah satu dasar pengelompokkan makhluk hidup adalah sejarah perkembangan evolu
      sinya, ini berarti bahwa….
      a.   Makin dekat kekerabatannya, makin banyak persamaan sifat.
      b.   Makhluk hidup sejenis mempunyai sedikit persamaan sifat
      c.   Semua makhluk hidup mempunyai moyang yang sama
      d.   Makhluk sesuku mempunyai lebih banyak persamaan dari pada makhluk sejenis
      e.   Organisme sebangsa memiliki banyak persamaan struktur

4. Sistem pemberian nama yang dipakai saat ini adalah bahwa nama jenis terdiri dari dua nama / kata (binominal). Orang yang paling banyak berjasa dalam bidang taksonomi dengan system seoerti di atas adalah….
      a.   Ernest Haeckel                                    d. John Ray
      b.   Carolus Linnaeus                                e. Whittaker
      c.   Aristotele

5..Ruang lingkup biologi meliputi objek, tingkat organisasi, dan tema dasar. Yang
    termasuk  tingkatan organisasi dalam kehidupan adadlah..
    a. animalia, biosfer dan plantae.
    b. organisme, populasi dan komunitas.
    c. molekul, sel, jaringan dan organ.
    d. plantae, komunitas dan populasi.
    e. populasi, komunitas dan planet.



6. Kumpulan makhluk hidup sejenis yang menempati areal tertentu disebut ...
    a. komunitas.                                               d. populasi.
    b. organisme.                                               e. ekosistem.
    c. bioma.

7. Berikut ini adalah komponen hierarki kehidupan:
    1 = komunitas.                                3 = populasi.
    2 = organisme.                                 4 = ekosistem.
    Urutan hierarki kehidupan dari yang rendah ke yang lebih tinggi adalah ...
    a. 2-1-3-4.                                                    d. 2-4-3-1.
    b. 2-3-1-4.                                                   e. 3-2-1-4.
    c. 2-3-4-1.

8. Cabang biologi yang megkhususkan bidang kajiannya pada organ tubuh makhluk
    hidup  adalah.....
    a. morfologi.                                                d. fisiologi.
    b. anatomi.                                                  e. sitologi.
    c. organologi.

9. Untuk memahami perikehidupan organisme yang tidak kasatmata maka kita harus
    memperdalam cabang biologi..
    a. virologi.                                       c. palaeontologi.                                  e. patologi.
    b. mikrobiologi.                               d. parasitologi.

10. Berikut adalah barang yang dijumpai pada sebuah supermaket:
      1. kain sutera.
      2. ember plastik.
      3. kain nilon.
      4. kain katun.
      5. minyak sawit.
      6. bola plastik.
      Barang yang merupakan hasil penerapan biologi di bidang industri adalah ...
      a. 1, 2 dan 3.                                             d. 1, 2 dan 4.
      b. 2, 4 dan 5.                                             e. 1, 4 dan 5.
      c. 2, 3 dan 5.

11. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies apabila ...
      a. habitat dan warna rambutnya sama.
      b. warna dan bentuk rambutnya sama.
      c. jenis makanan dan cara makanya sama.
      d. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama.
      e. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil


12. Nama ilmiah tanaman jagung adalah Zea mays. Kata Zea, dalam nama tersebut
      menunjukkan takson.....
      a. marga.                b. bangsa         c. suku             d. kelas            e. spesies        
           
13. Tumbuhan tebu diberi nama ilmiah Saccharum officinarum, sedangkan gelagah diberi
      nama Saccharum spontaneum. Ini berarti bahwa tumbuhan tebu dan gelagah adalah ...
      a. spesiesnya sama, genusnya berbeda.                 d. spesiesnya sama, sukunya berbeda
      b. genusnya sama, spesiesnya berbeda.                 e. sukunya sama, bangsanya berbeda.
      c. genusnya berbeda, sukunya sama.

14. Virus dapat dimasukkan ke dalam golongan makhluk hidup karena memiliki ciri ...
      a. tidak melakukan respirasi.                         d. dapat berkembang biak dalam sel hidup
      b. tubuhnya tersusun atas sel.                        e. dapat dikristalkan.
      c. tubuhnya berbentuk T.
     
15. HIV merupakan jenis virus yang sangat membahayakan kesehatan manusia. Virus ini
      menyerang ...
      a. sistem peredaran darah.                                     d. sistem saraf dan kulit.
      b. alat peredaran dan pernapasan.                         E. sistem kekebalan tubuh.
      c. sistem pencernaan dan peredaran.

17. Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh virus adalah ...
      a. rabies, kolera dan sampar.
      b. TBC, difteria dan tifus.
      c. demam berdarah, rabies dan trakom.
      d. influenza, demam dan difteri.
      e. cacar, difteri dan campak.

18. Sel tubuh bakteri sering disebut sebagai sel yang prokariotik, sebab ...
      a. tidak mempunyai sitoplasma.
      b. selnya amat kecil dan transparan.
      c. selaput selnya terlalu tipis.
      d. inti sel tidak mempunyai selaput inti.
      e. sering menimbulkan penyakit.

19. Penyakit demam berdarah yang timbul di berbagai kota di Indonesia disebabkan ialah
      a. aedes aegypti.                            c. bakteri.                                            e. virus.
      b. amoeba.                                     d. plasmodium.

20. Sel eukariotik lebih tinggi tingkatannya dari sel prokariotik. Arti sel eukariotik
       adalah ...
      a. sel hanya bisa membelah satu kali.                    d. inti sel  mempunyai selaput inti.
      b. sel tidak mempunyai inti.                                  e. sel dapat membentuk endospora.
      c. sel mempunyai dinding



21. Urutan tahap daur litik yang benar adalah…
      a.   Eklifase-pembentukan virus baru-lisis-adsorpsi-penetrasi
      b.   Eklifase-adsorpsi-penetrasi-pembentukan virus baru-lisis
      c.   Adsorpsi-penetrasi-eklifase-pembentukan virus baru-lisis
      d.   Adsorpsi-penetrasi-eklifase-lisis-pembentukan virus baru
      e.   Penetrasi-adsorpsi-eklifase-pembentukan virus baru

22. Di bawah ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus:
      1.   New Castle Disease (NCD)
      2.   Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
      3.   Foot and Mouth Disease (FMD)
      4.   Tobacco Mosaik Virus (TMV)
      5.   Tungro
      Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah….
      a.   1, 4 dan 5                                            d.  3, 4 dan 5
      b.   2, 4 dan 5                                            e.  1, 2 dan 3
      c.   2, 3 dan 4

23. Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah ...
      a. memiliki DNA dan RNA.
      b. bentuknya beraneka ragam.
      c. hanya dapat berkembang biak dalam satu sel hidup.
      d. bersifat parasit.
      e. merupakan organisme satu sel.

24. Bentuk virus yang menyerang bakteri (bakteriofage) adalah ...
      a. segiempat.                                 c. bentuk T.                             e. jarum.
      b. batang.                                      d. bola.

25. Virus dapat hidup pada ....
       a. daging sapi.                              c. agar-agar dan vitamin.         e. embrio ayam.
       b. ekstrak bakteri.                         d. kaldu ayam.

26. Medium untuk menumbuhkan virus adalah…
      a.   Embrio yang hidup di dalam telur
      b.   Air gula yang telah disterilkan
      c.   Selai steril yang dibuat dengan tepung agar-agar
      d.   Selai steril yang dibuat dengan mineral, vitamin dan agar-agar
      e.   Air yang didihkan dan didinginkan dengan vitamin dan mineral

27. Bakteriofage adalah virus yang menyerang ...
      a. kentang.                                     c. bakteri.                                e. amoeba.
      b. tembakau.                                  d. plasmodium.

28. Daur lisogenik ialah ...
      a. infeksi virus yang memecahkan bakteri dan sel anak mengandung campuran DNA
          bakteri dan virus.
      b. infeksi virus pada bakteri sehingga terjadi lisis.
      c. virus menempel pada bakteri.
      d. terjadi replikasi ADN virus.
      e. DNA virus mengambil alih DNA bakteri.

29. Kingdom manakah yang hanya beranggotakan organisme heterotrof?
      a. tumbuhan (plantae)
      b. jamur (fungi)
      c. ganggang, protozoa dan jamur lendir (protozoa)
      d. tumbuhan mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik
      e. tumbuhan dan jamur (plantae dan fungi)

30. Agar hipotesis terbukti benar, kita harus melakukan …
      a. observasi.                                   c. eksperimen.                         e. pembuatan laporan.
      b. kesimpulan.                               d. pengumpulan data.

31. Sebuah pohon padi ditanam di pot. Pohon tersebut termasuk ...
      a. populasi.                                    c. individu.                              e. biosfer.
      b. komunitas                                  d. ekosistem.

32. Pada daur litik tahap no.2 adalah ...
      a. adsorbsi.                                    c. sintesis.                                e. lisis.
      b. injeksi.                                       d. perakitan.


33. Pada daur lisogenik pembelahan terjadi pada nomor ...
      a. 3.                       b. 4.                 c. 5                  d. 6.                 e. 7.

34. Proses penghancuran dinding bakteri terjadi pada nomor ...
      a. 1.                       b. 2.                 c. 3.                 d. 4.                 e. 5.

35. Urutan tingkatan takson yang benar dari tingkat rendah ke tingkat tinggi adalah…
      a.   Spesies-genus-famili-ordo-kelas-filum
      b.   Spesies-genus-ordo-famili-kelas-filum
      c.   Spesies-genus-kelas-ordo-famili-filum
      d.   Spesies-genus-kelas-famili-ordo-filum
      e.   Spesies-filum-genus-ordo-familia-kelas

36. Ilmu yang mempelajari sifat menurun pada manusia disebut…
      a.   Sitologi                    b. Patologi           c. Genetika          d. Biologi                   
      e.   Embriologi

37. Perkembangan bioteknologi banyak memanfaatkan bagian bakteri, yaitu…
      a.   Kromosom                                                      d. Spora
      b.   Plasmid                                                           e. Mesosom
      c.   Enzim

38. Penyakit berikut yang tidak disebabkan oleh virus adalah…
      a.   AIDS                                                              d. Tipus
      b.   Herpes                                                             e. Flu burung
      c.   Cacar


40. Siswa kelas XA bernama Nindia merencanakan penelitian pada waktu liburan
      menjelang idul fitri dengan judul pengaruh lama perebusan terhadap keawetan 
      ketupat. Variabel bebas pada penelitian tersebut adalah...
      a. keawetan ketupat.                                             d. banyaknya air dalam merebus.
      b. ukuran ketupat.                                                 e. jenis beras yang digunakan.
      c. lama waktu merebus.





Video Motivasi

Download video motivasi disini : http://adf.ly/1MdVRg

Friday, August 7, 2015

MY STORY : SAHABAT MONSTER PEMALAK

Sahabat Monster Pemalak
            Pagi yang telah mengganti malam kini menjadi harapan baru bagi seorang anak muda yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Daun-daun yang berjatuhan di halaman rumah, menjadi pemandangan yang begitu serius di pikiran kecilnya. Setelah melangkahkan kedua kaki secara bergantian di depan pintu, ia kemudian duduk sambil meletakkan sepasang sepatu di kedua kaki kecilnya. Tangan-tangan mungil mulai menari-nari menggenggam tali sepatu yang berwarna putih kekuningan. Dibentuknya tali-tali itu menjadi sebuah bentuk pita yang begitu cantik di hadapan muka.
“Bu... Aris mau berangkat sekolah..” teriaknya.
Dengan cepat, wanita berumur sepertiga abad itu memunculkan wajahnya.
“ Ya.. hati-hati di jalan. Ini uang sakunya..”.
“ Makasih Bu.. Iya udah, Aris berangkat dulu ya.. Assalamu’alaikum.”
“ Iya .. wa’alaikumsalam”.
Aris mulai menapaki kaki-kakinya menuju sekolah kesayangan. Terlihat tubuh kecilnya menghilang di persimpangan jalan depan rumah.
            Sesampainya di depan sekolah. Dia teringat akan sesuatu, sesuatu yang sangat menjanggal baginya.
“ Astaghfirullah, hari ini pasti aku akan dipalak.” pikirnya.
Kemudian dia mulai mencari sebuah ide untuk menghindari uang-uang yang ia miliki jatuh ke genggaman pemalak di kelas. Pemalak yang dikenal memiliki postur yang tinggi dan besar ini sangat ditakuti oleh teman-temannya di kelas. Pemalak ini bernama Tason, yang berumur  dua tahun lebih tua dibandingkan teman-teman lain termasuk Aris. Tason sering di juluki Aris dengan julukan Si Monster.
            Ide pun muncul di balik otak kreatifnya. Meskipun hanya uang tunggal bergambar Kapiten Patimura yang sudah lecek yang ia miliki. Tetapi ia tidak rela memberikan uang tersebut kepada Si Monster. Untuk itu, ia mulai memasukkan uang tersebut kedalam kaos kaki putih yang menempel di kaki kirinya. Kemudian dengan langkah berani ia mulai memasuki sekolah yang dicintai. Namun di tengah lapangan upacara, dia terkejut tatkala melihat Tason mulai mendekatinya dengan muka yang sedikit masam. Dia sebenarnya ingin menghindar, tetapi sayang dia sudah terlambat.
“ Hey.. Aris.. “ Sahut Santo.
“ Eee.. iya. Ada apa ?” Jawab Aris dengan gugup.
“ Uang mu mana? Cepat keluarkan.!!!” Minta Santo.
“ Uang? Uang apa? Aku gak bawa uang..” balas Aris.
“ Uang apa katamu ? uang ya uang. Cepetan.!!!.” Bentak Santo.
“ Aku gak bawa uang, kalau gak peercaya silakan periksa sendiri.”
Kemudian Tason mulai memeriksa tubuh Aris. Namun sayang, hasilnya nihil. Setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan Aris dan segera menuju ke korban selanjutnya. Dalam hati, Aris berkata,” Huh.. allhamdulillah ..”
            Kabut yang merayapi permukaan sekolah seraya kabur melarikan diri tatkala mendengar suara lonceng tanda masuk pelajaran sekolah. Anak-anak dari setiap kelas di sekolah ini mulai mengatur barisan untuk memasuki ruang kelas. Kemudian Ibu guru berdiri di depan pintu untuk memeriksa kesehatan fisik dari murid-muridnya, seperti kuku, rambut, pakaian dan gigi. Satu persatu muridnya diperiksa, dan yang ketahuan belum membersihkan gigi dan kuku akan dinasehati sekaligus dicatat di catatan harian guru. Sedangkan yang belum merapikan rambut, di wajibkan untuk dirapikan pada hari esoknya. Sementara itu bagi yang belum merapikan pakaiannya, diharuskan untuk merapikannya dulu ke kamar mandi siswa. Tetapi ada satu muridnya yang benar-benar belum bersih maupun belum rapi semuanya. Murid yang dimaksud yaitu Tason. Gigi besarnya nampak seperti dilapisi keju yang tipis, seperti juga kukunya yang berwarna hitam dan panjang. Sementara rambut hitamnya begitu terlihat tebal seperti gundukan pasir hitam di pinggir pantai, dan bajunya terlihat sedikit keluar. Untuk itu, muridnya itu diwajibkan untuk segera merapikan semuanya dan tak lupa ia harus dimasukkan kedalam catatan harian guru.
            Setelah semuanya diperiksa, pelajaran dimulai. Seperti sekolah biasa, sebelum pelajaran dimulai dipastikan dahulu semuanya berdoa. Mata pelajaran kali ini adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran ini dipegang oleh guru muda yang sangat cantik yang bernama Bu Fera. Setelah berdoa, Bu Fera mulai menuliskan sebuah kalimat cukup panjang dengan menggunakan Huruf Latin ( Halus ).  Kemudian diikuti dengan gerakan tangan-tangan mungil dari muridnya. Namun tidak dengan Si Monster, tangan kekarnya tak mampu membuat lekukan-lekukan huruf yang indah seperti teman-temannya. Untuk itu, ia hanya terdiam sambil menggerakan pulpen hitam di tangan kirinya. Namun, beberapa menit kemudian, ia dikejutkan dengan datangnya Bu Fera ke mejanya. Senyuman yang senantiasa terukir indah di mulut Bu Fera seakan-akan berbengkok membentuk gundukan gunung yang landai.
“ Mati nih. Aku bakalan dimarahin habis-habisan sama Bu Fera.” Pikir Tason dengan tergesa-gesa.
Bu Fera mulai mendekat, kemudian ia bertanya. “ Tason, kamu sudah selesai menulisnya?”
“Belum, Bu. Sebentar lagi.” Jawabnya dengan pelan.
“ Coba Bu guru lihat.” Sambil mengulurkan tangan.
Kemudian ia mulai menyerahkan bukunya kepada Bu Fera.
“ Kamu belum nulis, Tason? Tanya Bu Fera.
“ Belum Bu. Aku nggak bisa nulis latin.”
“ Tason, kamu bisanya apa sih? Kamu niat sekolah atau tidak? Sekolah itu bukan untuk main-main.”
Serentak semua siswa kaget dengan omelan dari Bu Fera. Terlihat beberapa siswa mencoba melirik ke meja Tason untuk melihat apa yang terjadi.
“ Tason, karena kamu tidak mau melaksanakan perintah ibu. Besok kamu harus menulis kalimat Saya akan patuh kepada Bu Guru sebanyak 100 kali dengan menggunakan huruf latin. Kalau kamu telat satu hari, kamu harus menulis 2 kali lipat. Kamu paham?” sambil melototkan matanya.
“ Saya paham Bu.” Jawabnya dengan kepala menunduk.
            Lonceng tanda berakhirnya sekolah berbunyi alangkah indahnya. Kepenatan dan kelelahan yang dialami para siswa terasa menguap menjunjung tinggi. Sekumpulan siswa mulai keluar dari kelas dengan wajah berseri-seri. Panasnya sang surya tak dirasakannya, hanya satu hal yang sedang mereka nanti-nantikan. Ya, bermain adalah acara mereka selanjutnya. Namun, berbeda dengan Aris, ia malahan berniat untuk pergi ke rumah Si Monster untuk belajar bersama. Setelah sampai di rumah dan menyantap makan siang. Aris langsung bergegas ke rumah Si Monster dengan menggunakan sepeda mungil bekas berwarna kekuning-kuningan. Dikayuhnya sepeda itu dengan sedikit cepat menuju ke rumah Si Monster. Sesampainya di sana, ia mulai mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
“ tok..tok..tok.. assalamu’alaikum” diketoknya pintu rumah Tason. Namun tidak ada jawaban. Kemudian dia mulai mengetok pintunya lagi.
“ tok..tok..tok..assalamu’alaikum” kembali tidak ada jawaban.
Aris sedikit keheran-heranan dengan keadaan rumah Tason. Rumah berwarna putih keabu-abuan dengan lantai berwarna putih ini layaknya rumah kosong. Terasnya kotor dengan ceceran daun kering dan percikan tanah lumpur. Tiba-tiba bulu romanya berdiri, dan bayangan hitam terlihat di belakangnya. Aris mulai ketakutan, ia tidak berani menoleh kearah belakang. Namun, bayangan hitam itu kemudian berucap,” Hey, sedang apa kamu di sini?” ternyata bayangan hitam itu Si Monster. Rupanya ia baru sampai di rumah.
“ Aa..aku mau...” Jawab Aris dengan terbata-bata.
“ Jawab yang benar.” Mata besarnya mulai membesar menatap Aris.
“ Aku hanya ingin mengajak kamu belajar bersama.” Jawab Aris dengan pelan.
“ Belajar? Mengapa kamu menyuruh aku belajar? Sana, belajar sendiri.”
“ Tapi, aku hanya ingin membantumu “ tolak Aris dengan beraninya.
“ Membantu apa?”
“ Aku tau, kamu memang cukup kesulitan menulis huruf latin. Untuk itu aku ingin membantu kamu belajar menulisnya.”
“ Hmm.. apa kamu tidak bercanda?”
“ Iya, aku tidak bercanda.”
Kemudian Tason setuju dan diajaknya masuk ke dalam rumah.
            Suara pintu berderet panjang keluar ketika pintu dibuka. Nampak terlihat beberapa benda kusam menyelimuti ruang pertama rumahnya. Baju yang nampak kotor, bantal, dan beberapa makanan ringan terlihat membanjiri rumah. Ditambah lagi dengan harum apek yang menghiasi diseluruh bagian rumah. Membuat Aris ingin segera keluar rumah karena tidak tahan melihatnya. Seperti inikah “ Rumahku Istanaku”?, pikir Aris dalam hati. Lalu dengan segera terlihat Si Monster sedang melepaskan pakaian putihnya. Dibuangnya pakaian itu ke dalam sofa kecil berwarna merah yang penuh dengan lubang. Aris hanya menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan Si Monster. Dia sebenarnya ingin menasehatinya, namun ia belum berani berdebat dengan Si Monster itu.
            “ Bagaimana kalau kita belajar di teras aja?” pintanya.
            “ Di teras? Di teras itu kotor, aku belum membersihkannya.” Balas Tason.
            “ Di sini malah lebih kotor.” Pikirnya.
            “ Di teras aja biar lebih nyaman dan seger.” Kembali Aris meminta.
            “ Oke deh.”
Waktu dengan cepat berganti. Dan hari telah menunjukan pukul 17.30. Aris telah berhasil membantu Si Monster belajar menulis huruf latin. Dia dengan penuh kesabaran membantu Si Monster menyelesaikan tugas hukuman. Layaknya batu yang jika selalu ditetesi air akan pecah, hati dan sikap Tason juga sedikit demi sedikit mulai berubah. Sejak saat itu, mereka selalu belajar bersama. Mereka saling bertukar pikiran, berbagi cerita dan saling menasehati. Berkat Aris, Si Monster yang pemalas dan penindas itu sudah mampu lepas dari jeratan sikap buruk.
Kini Si Monster bukan hanya menjadi teman belajarnya. Melainkan sahabat sejatinya. Mereka saling bersaing memperebutkan yang terbaik di kelas, saling membantu dan saling melindungi. Santo telah menjadi sahabat sekaligus bodyguard nya Aris. Karena sejak mereka bersahabat, Aris selalu mendapat perlindungannya. Kini tidak ada yang berani mengganggu Aris, bahkan dengan adanya Si Monster. Sekolah mereka menjadi aman, damai, dan menyenangkan.

                                           Sekian
          
Salam Hangat,

Imam Arifin
           

Thursday, August 6, 2015

MY STORY : SEKELUMIT BATIH

Sekelumit Batih
Gue sebenarnya bingung mau nulis apa. Namun berhubung gue sedang teringat keluarga gue. Jadi kali ini gue mau kasih kalian sebuah cerita tentang batih (keluarga) gue.
Oke. Mungkin banyak dari kalian belum kenal gue kan? Kenalin nih, nama gue Imam Arifin. Teman-teman gue sering panggil “Imam”. Tapi beda dengan keluarga gue, mereka selalu panggil gue dengan seenaknya saja. Padahal menurut gue panggil itu bener-bener tidak enak. Mereka suka panggil gue penjol. Kalian pasti tidak tau apa itu penjol? Asal mula lahirnya penjol dan sejak kapan nama itu melekat di hidup gue. Nih gue beri tahu jawabannya, hitung-hitung bisa jadi salah satu orang di negara ini yang berhasil menerapkan tujuan Undang-Undang Dasar 1945. Loh emang apa hubungannya dengan dasar negara? Kenapa dasar negara malah gue bawa-bawa? Tenang dulu bro. Salah satu tujuan di dasar negara ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Lah oleh karena itu, gue mau mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberitahu kalian seluk-beluk penjol. Hahaha
Kembali ke pembahasan penjol. Penjol adalah sebutan bagi seorang yang memiliki kepala yang agak menonjol kebelakang seperti kepala gue. Padahal menurut gue, gue gak penjol-penjol amat meskipun gue sendiri belum pernah lihat kepala belakang gue. Mungkin itulah yang selalu membuat gue kalah berdebat dalam bidang perpenjolan di keluarga gue. Gue selalu bersikukuh menegakan nama kehormatan gue di depan keluarga, namun keluarga gue selalu berhasil menjatuhkan nama gue dengan sebutan penjol. Yang akhirnya gue pasrah menerima nama penjol menancap dalam hidup gue. Eh ya, lanjut kepembahasan lebih mendalam tentang penjol. Penjol di lahirkan sekitar satu jam setelah gue lahir. Yaitu saat banyak orang yang sedang senang-senangnya melihat gue, namun tiba-tiba kakak gue yang baru berusia lima tahun berbicara sambil menghadap gue.
“ Ma, kok dede bayinya penjol sih?” nah sejak saat itu gue di panggil penjol, tapi denger-denger nama itu baru diresmiin pas gue berusia 4 tahun. Yang perlu kalian tahu juga, sebenarnya penjol punya saudara kembar yang bernama peyang. Artinya hampir sama sih, tapi sayang peyang tidak sepopuler penjol. Dan karirnya harus meredup saat gue berusia 8 tahun.
            Okeh kembali ke cerita. Setelah mengupas habis nama panggilan gue, sekarang gue mau menggeledah secara lengkap dan akurat ke tujuh saudara kandung gue. Apa gue kata, tujuh? Iya gue bilang tujuh. Gue emang memiliki tujuh saudara kandung, dimana gue sendiri merupakan anak ke tujuh atau bisa disebut anak bekas bungsu. Hahaha.. dari ketujuh saudara gue, dua diantaranya laki-laki, sementara sisanya perempuan. Berapa coba sisanya? Kalau belum tau, silakan buka kalkulator. Karena gue anak yang ketujuh, otomatis gue punya adik dong. Adik gue namanya Umu Hasanah. Jenis kelaminnya perempuan dan sekarang baru berumur sepuluh tahun. Gue paling suka ngejailin dan membuat adik gue menangis. Karena dibalik tangisannya gue sering mendapat kebahagiaan meskipun gue harus siap-siap mendapat omelan pedas dari ibu gue. Oh ya, adik gue juga punya julukan yang tak kalah dahsyatnya dari gue. Bahkan gue sendiri yang membuat julukan itu. Tahi lalat besar, itu julukan yang gue tanamkan dalam namanya. Gue gak bakal gak punya alasan, kenapa gue menjuluki adik kandung gue sendiri dengan julukan menyeleneh itu. Kalian pasti tau kan apa alasannya? Ya tepat sekali, karena adik gue punya tahi lalat yang cukup besar yang terletak di lereng hidung sebelah kanannya, maka gue namain dia tahi lalat besar. Meskipun gue sering menjaili dan mengganggu dia, tak berarti juga ia tak pernah mengganggu gue. Salah satu hasil kerja keras mengganggu gue yakni, cerita ini ditulis lebih dari yang gue targetkan. Karena setiap gue mau ngetik nih cerita, ia selalu muncul layaknya hantu gentayangan. Menurut gue itu sangat menganggu, karena gue cukup malu jika cerita yang gue buat dibaca oleh orang lain, termasuk adik gue yang sok imut ini. Oh ya, teknologi dan budaya memang sudah terlalu merambah dunia, budaya selfie sekarang sudah bukan menjadi milik orang dewasa dan remaja. Tetapi, adik gue juga kena dampaknya. Buktinya? Setiap kali gue liat adik gue pegang handphone, setiap kali juga gue lihat ia sedang berselfie ria di tempat yang berbeda. Pernah gue jumpai ia sedang selfie di kamar tidurnya sambil bercemin segala. Bukan hanya di kamar tidur, ia juga hobi selfie di ruang tamu terutama tempat duduk bagian pojok. Pantesan tiap kali gue duduk di tempat duduk bagian pojok, gue merasakan kehangatan yang tiada kara. Dan yang lebih parah lagi, gue pernah menyaksikan dengan kepala mata gue sendiri, ibu gue sedang berselfie dengan adik gue di depan layar televisi. Haduh.. ini orang selfie mulu kerjanya. Gak tau apa gue paling takut yang namanya selfie. Bukan apa-apa, karena muka gue yang pas-pasan jadi gue sendiri takut menatap muka gue sendiri di layar kamera. Gue gak peduli meskipun banyak aplikasi pengolah wajah gadungan yang bikin wajah gue putih atau tambah gantenglah, gue gak peduli gue gak akan selfie...
            Setelah gue menceritakan adik gue yang “ imut “, sekarang gue ingin menceritakan kakak-kakak gue yang laki-laki. Kakak gue yang pertama, namanya Kuat Solehman. Nama panggilannya di rumah : kalo gue memanggilnya Kang Soleh, kalo adik gue memanggilnya Kang Soleh, kalau kakak-kakak Kang Soleh memanggilnya Sarbo. Panggilan itu memang sedikit menyeleneh dari kata dasarnya Soleh. Namun, gue belum mampu melakukan penelitian mengapa nama itu dilahirkan. Oke, lupakan nama yang aneh itu. Sekarang gue mau kasih kalian nama kakak gue yang sedikit gaul. Ya, temen-temen Kang Soleh sering memanggilnya dengan nama Mas Zhoel. Haduh.. namanya keren juga ketimbang Sarbo. Usut punya usut, nama itu diciptakan karena Kang Soleh memiliki sebuah blog yang ada nama Zhoelnya. Namun maaf kalian tidak gue beritahu nama blognya, pasalnya kakak gue ini tidak mau menjadi suponsor cerita gue. Jadi gue cuma beri kalian nama panggilannya saja.
            Kakak laki-laki gue yang kedua bernama Salim Hidayat. Tidak ada nama panggilan menyeleneh dari kakak gue ini. Di rumah maupun di lingkungan, ia tetap di panggil Salim. Tapi berbeda dengan nama panggilannya di facebook. Kakak gue ini sering dipanggil Zhaeliem, ya karena kakak gue membuat nama sendiri di facebook-nya dan tidak sesuai dengan nama yang tertera di KTPnya. Kakak gue yang satu ini, memiliki postur yang cukup tinggi untuk kalangan orang Indonesia, kulit yang kuning langsat dan hidung yang lumayan mancung.
Dari ketiga anggota keluarga gue yang laki-laki. Kami memiliki banyak perbedaan dan “ sedikit “ persamaan. Salah satunya adalah :
·         Gue adalah penggila musik bergenre pop masa kini. Baik musik barat, Indonesia, Islami dan sebagainya. Lagu yang paling gue suka adalah lagu yang bernuansa galau. Karena menurut gue, lagu galau itu cukup membuat hati gue nyaman dan tentram. Meksipun kadang gue ikut tercelup ke dalam hayatan lagu itu. Tetapi, dari sekian ribu lagu galau yang pernah gue dengarin, belum ada satupun yang berhasil membuat gue nangis dan tertidur dalam genangan air mata. Dan belum pernah ada satu pun yang membuat rumah gue kebanjiran air mata gue. Mungkin gue terlalu sok tegar mendengar lagu ini, jadi gue gak pernah meneteskan air mata.
·         Kakak pertama gue, Kang Soleh adalah penyuka musik Metal. Gue gak tau mengapa kakak gue suka sama musik genre itu. Mungkin musik itu memiliki arti kehidupan yang mendalam bagi kakak gue. Tapi apa arti kehidupan di dalam musik itu? karena setiap gue mendengar musik metal yang diputarnya gue gak bisa memahami lirik yang disajikan. Mungkin telinga gue udah gak maksimal mendengarkan lagu-lagu yang bernuansa non-galau. Hahaha.. Eh ya ada satu lagi hal yang gue bingungkan, setiap kali kakak gue memutarkan musik metal. Rumah gue serasa mau goyang mengangguk-angguk. Mungkin energi-energi di dalam musik itu telah memasuki arwah rumah gue. Namun, karena rumah keluarga gue sudah tua, gue pasti akan langsung keluar dari rumah tanpa berpikir apapun tatkala musik itu diputar. Gue keluar dari rumah bukan tanpa alasan, tapi gue ingin terhindar dari reruntuhan rumah tua rencot itu.
·         Musik dangdut, campursari, dan pop jaman dahulu adalah musik favorit kakak gue yang kedua. Gue sebenarnya tidak habis pikir dengan kakak gue yang satu ini. Kenapa coba dia masih suka mendengarkan lagu-lagu masa lampau. Gue jadi berpikir, kalau kakak gue itu orangnya susah move on. Masa lampau bukannya di buang malah di hayati, pikir gue.
Tapi ada sepercik kebanggan menempel di dada gue, pasalnya kakak gue masih menyukai produk dalam negeri. Siapa coba yang tidak kenal dengan musik produk dalam negeri ? ya dangdut, meskipun banyak yang mengatakan dangdut itu sudah tidak zaman, namun menurut Kang Salim dangdut masih menjadi primadona bagi kalangan masyarakat Indonesia.
·         Gue, Kang Soleh dan Kang Salim juga memiliki waktu-waktu favorit untuk mendengarkan musik.
Kalau kakak sulung laki-laki gue suka ndengerin lagu pas waktu sebelum dzuhur.
Kakak kedua gue suka muterin musik kalau waktu menunjukan pagi. Biasanya dimulai pukul 05.30 dan berakhir pukul 07.00. Pernahkah kalian membayangkan? Ada seseorang yang mendengarkan lagu pagi-pagi sekali dengan sound system? Wah.. inilah yang kadang membuat gue jengkel. Saat gue sedang asik-asiknya tidur, tiba-tiba gue dikagetkan dengan suara musik yang amat keras bahkan hampir mengalahkan musik metal.
Tapi gue punya akal. Ketika kakak gue sedang keluar rumah untuk duduk di teras, biasanya gue mulai mengutak-ngatik sound system yang ada agar suara yang dihasilkan bisa lebih sedikit pelan. Meskipun gue sendiri kurang begitu paham dengan yang namanya begituan.
Nah kalo gue, berbeda dengan kakak-kakak gue. Gue bisa kapan saja memutar lagu kesukaan gue di sound system. Asalkan ada satu syarat. Syaratnya yaitu ketika kakak gue sedang tidak di rumah. Ya karena ketika kakak gue sedang ada di rumah, biasanya sound systemnya dipakai terus. Dan pastinya, kesempatan gue untuk memakainya menjadi sangat tipis.
            Meskipun gue dan keluarga gue memiliki banyak perbedaan. Tetapi kami tetap menjunjung tinggi perdamaian dan nilai-nilai ke-akuran. Karena dengan adanya perdamaian hidup ini terasa indah.
            Oke Sobat, inilah akhir dari sekelumit batih (keluarga) gue. Jika di dalam cerita ini ada kesamaan tokoh, latar dan sebagainya. Mohon dimaklumi, karena cerita yang gue tulis berdasarkan cerita nyata.

Sekian.. 

Salam Hangat


Imam Arifin

Tuesday, July 28, 2015

Kuterima Keputusanmu

Kasih..
Dunia memang terlalu polos untuk disalahkan..
mahluk yang ada didalamnya hanya bisa pasrah..
menyaksikan betapa hancurnya kehidupan..
tatkala tertelan kesedihan...
Kau tak tahu..
Betapa hancurnya hati..
tatkala kata pahit dari mulut sucimu..
menerjam kuat menembus hatiku..
Kasih..
Kamu tak tahu..
Ketika kau menampakkan senyum akhirmu kepadaku..
Aku berpikir..
Kalau senyummu itu senyum penantian panjangku..
Namun..
Kau buat aku takluk atas keputusanmu..
Aku harap..
Engkau masih menganggapku..
sebagai manusia ciptaan tuhan yang pernah mengisi hatimu..


Saturday, April 18, 2015

Kisah Sahabat Nabi : Amir bin Akwa Ra

Amir Bin Akwa Ra

Amir bin Amr bin al Akwa, adalah saudara dari Salamah bin Akwa, seorang remaja yang Rasulullah SAW menggelarinya sebagai Pasukan Pejalan Kaki Terbaik. Karena itu Amir pun lebih dikenali dengan nama Amir bin Akwa. Ketika terjun dalam perang Khaibar, dua bersaudara al Akwa dari bani Aslam ini bahu membahu memerangi kaum Yahudi. Amir bin Akwa menyenandungkan suatu syair untuk membangkitkan semangat, "Kalau tidak karena engkau(wahai Muhammad), tidaklah kami mendapat hidayah, tidak shalat dan berzakat, Kami dicukupkan dengan kelebihan engkau, maka turunkanlah atas kami ketenangan, Dan teguhkanlah kaki-kaki kami menghadapi musuh dalam peperangan ini…!!"

Nabi SAW diberitahu para sahabat tentang syair yang disenandungkan tersebut. Beliau menanyakan siapa penyenandungnya.

"Amir bin Akwa…!!" Kata para sahabat.

"Semoga Allah akan mengampuni Amir!!" Kata Rasulullah SAW, suatu pertanda beliau senang dengan apa yang dilakukannya.

Tetapi para sahabat-pun menangkap pertanda pula. Jika beliau mengkhususkan doa pada seseorang dalam suatu pertempuran, pastilah ia akan menemui syahid. Amir memahami pula hal ini, dan ia menjadi sangat gembira dan bersemangat menggempur musuh.

Ketika pertempuran berkecamuk dengan sengitnya, muncullah Marhab, seorang pahlawan Yahudi yang sudah sangat dikenal di daerah Khaibar dan sekitarnya akan keberanian dan kepiawaiannya dalam adu senjata. Ia menantang duel sambil menyombongkan nama besarnya.Tanpa banyak pertimbangan, Amir meloncat ke hadapan Marhab sambil mengucapkan perkataan untuk mengimbangi kesombongan Marhab, "Penduduk Khaibar tahu, akulah Amir, pahlawan perang yang perkasa, menyerbu musuh seorang diri tanpa takut apa-apa…!!"

Dua orang yang inipun bertempur dengan serunya, tampaknya kekuatan mereka berimbang. Pada suatu kesempatan, posisi Amir di atas angin dan sangat menguntungkan, ia siap memberikan pukulan terakhir dengan pedangnya untuk menghabisi perlawanan musuhnya. Tetapi tanpa disadarinya,hulu pedangnya melentur dan ujung pedangnya berbalik mengenai ubun-ubun kepalanya sendiri hingga ia tewas seketika. Pasukan muslim yang melihat peristiwa tersebut spontan berkata, "Kasihan Amir, ia terhalang memperoleh mati syahid…!!"

Salamah bin Akwa yang berada tak jauh dari tempat saudaranya itupun merasa kecewa dan menyesal atas kejadian yang menimpa Amir. Ia beranggapan seperti kebanyakan sahabat lainnya, bahwa Amir mati karena bunuh diri, walau itu dilakukan tanpa sengaja. Tentulah ia kehilangan pahala berjihad dan kematian sebagai syahid.

Ketika perang pada hari itu usai, Salamah menceritakan peristiwa yang menimpa Amir kepada Nabi SAW sambil menangis, dan ia bertanya, "Wahai Rasulullah, benarkah pahala Amir gugur karena kematiannya tersebut?"

Rasulullah SAW dengan arif memberikan jawaban yang menentramkan, "Ia gugur sebagai pejuang (yakni mati syahid), bahkan ia memperolah dua macam pahala. Dan sekarang ini ia sedang berenang di sungai-sungai surga…!!!"

Hati Salamah menjadi senang dengan penjelasan Nabi SAW, bahkan ‘pandangan tembus’ beliau atas saudaranya yang telah syahid tersebut meningkatkan semangatnya untuk terus berjuang membela panji-panji agama Allah.

Thursday, April 16, 2015

Kisah Sahabat Nabi : Qabishah Bin Mukhariq Ra

Qabishah Bin Mukhariq Ra

Qabishah bin Mukhariq, atau dikenal dengan nama kunyahnya Abu Bisyr, adalah seorang sahabat yang hidupnya dalam kekurangan, sementara anggota keluarganya cukup banyak. Suatu ketika ia merasakan beban yang ditanggungnya begitu berat sehingga ia tak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, yang sebenarnya tidak begitu banyak. Karena itu ia datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami mohon bantuan untuk meringankan beban kehidupan kami…!!"

Karena saat itu Nabi SAW sedang tidak memiliki apapun untuk diberikan, beliau berkata, "Tunggulah sampai ada zakat datang kesini, nanti akan kami suruh si Amil untuk memberikan bagian kepadamu…!!"

Setelah mengucapkan terima kasih dan pamit, Abu Bisyr melangkah untuk pulang. Tetapi baru beberapa langkah, Nabi SAW memanggilnya kembali. Abu Bisyr kembali menghadap Nabi SAW dan beliau bersabda, "Wahai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta itu tidak diperbolehkan kecuali karena tiga alasan…."

Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan dengan terinci siapa saja yang dibolehkan meminta-minta, dan batasan- batasannya, yakni :

1. Seseorang yang menanggung beban kehidupan sangat berat, ia boleh meminta-minta untuk memperingan beban kehidupannya. Jika telah terasa ringan, ia harus mengekang/menahan diri dari meminta-minta.

2. Seseorang yang ditimpa musibah atau kecelakaan sehingga seluruh hartanya habis, ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak.

3. Seseorang yang sangat miskin, sehingga setidaknya ada tiga orang bijaksana di antara kaumnya yang berkata tentang dirinya, "Si fulan ini benar-benar miskin", maka ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak.

Artinya, terlarang meminta-minta sampai melebihi kebutuhan standar kehidupan layak, apalagi sampai menjadikansimpanan atau tabungan.

Setelah menjabarkan panjang lebar seperti itu, Nabi SAW bersabda lagi, "Wahai Qabishah, meminta-minta selain karena tiga sebab tersebut adalah usaha yang terlarang, dan orang yang memakannya berarti memakan barang yang haram…!!"

Kisah Sahabat Nabi : Abdullah Bin Zubair Ra

Abdullah Bin Zubair Ra

Abdullah bin Zubair RA merupakan salah satu sosok sahabat yang istimewa, karena ia berhijrah ketika dalam kandungan ibunya. Ibunya pun seorang yang istimewa, Asma binti Abu Bakar, yang mempunyai peran besar ketika Nabi SAW dan Ayahnya dalam awal hijrah dicari-cari oleh orang kafir Quraisy untuk dibunuh. Ayahnya adalah seorang sahabat yang dijamin masuk surga ketika masih hidup, salah satu dari sepuluh sahabat, Zubair bin Awwam RA.

Allah menambah keistimewaannya karena ia menjadi bayi pertama yang lahir di masa hijrah. Tidak bisa dibayangkan bagaimana beratnya Asma binti Abu Bakar berhijrah, ia dalam keadaan hamil tua ketika harus menempuh panasnya padang pasir sejauh hampir 500 km. Ketika baru beberapa hari di Quba, ia melahirkan dan bayinya dibawa kepada Nabi SAW. Beliau mengecup pipi dan mulutnya, hingga air liur Rasulullah SAW memasuki rongga mulutnya, dan memberi nama ‘Abdulah’.

Tidak cukup sampai disitu saja, seluruh kaum muslimin, baik Muhajirin atau Anshar, menggendong bayi Abdullah ini keliling kota Madinah sambil menggemakan tahlil dan takbir. Apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata, Beberapa waktu sebelumnya orang-orang Yahudi menyebarkan berita bahwa dukun-dukun mereka telah menyihir kaum muslimin hingga menjadi mandul. Bagi penduduk Madinah, ancaman ini bukan hal sepele, karena selama ini mereka menganggap kaum Yahudi sebagai orang yang ‘dekat’ dengan Tuhan. Tetapi dengan kelahiran Abdullah ini, mereka memperoleh bukti bahwa orang-orang Yahudi tersebut hanya menyebarkan kabar bohong semata.

Ibnu Zubair hanya dalam masa kanak-kanak ketika Rasulullah SAW masih hidup, tetapi itu cukup membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang kokoh dan teguh dengan keislaman, sebagaimana kedua orang tuanya. Ia berba'iat kepada Nabi SAW ketika masih berusia 7 tahun, dan beliau menerima ba'iatnya, padahal biasanya beliau tidakmau menerima ba'iat dari anak-anak. Ia tumbuh menjadi seorang ahli ibadah sebagaimana orangtuanya, dan sahabat sahabat senior Nabi SAW lainnya. Kesehariannya banyak diisinya dengan membaca dan mengkaji Al Qur'an, serta sunnah Nabi SAW, memperbanyak ibadah dan berpuasa di hari-hari yang panas karena rasa takutnya kepada Allah. Ketika sedang shalat, yakni saat sedang ruku dan sujud, tak jarang burung-burung dara bertengger di punggungnya tanpa sedikitpun merasa terganggu shalatnya.

Suatu ketika Rasulullah SAW berbekam, dan menyuruh Ibnu Zubair untuk membuang atau mengubur darah yang dikeluarkan dari kepala beliau. Ibnu Zubair membawanya, tetapi bukannya membuang ia justru meminumnya. Ketika Nabi SAW kemudian mengetahuinya, beliau bertanya, "Wahai Abdullah, engkau kemanakan darah bekamku tadi?"

Ibnu Zubair berkata, "Aku kuburkan di tempat yang paling tersembunyi, Ya Rasulullah.."

Nabi SAW yang telah mengetahui apa yang dilakukan Ibnu Zubair hanya tersenyum, lalu bersabda, "Orang yang di dalamnya mengalir darahku, maka dia tidak akan disentuh api neraka…"

Sesaat Rasulullah SAW tercenung, seperti menerawang jauh, kemudian bersabda lagi, "Tetapi bagaimanapun engkau akan membunuh orang, atau orang itu yang akan membunuhmu."

Sabda Nabi SAW semacam ramalan bagaimana akhir kehidupan Ibnu Zubair. Bahkan saat kelahirannya, beliau pernah mengibaratkan bahwa Ibnu Zubair ini seperti seekor domba yang dikelilingi harimau yang berbulu domba.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan, ia bergabung dengan pasukan muslim yang dipersiapkan untuk menyerang pasukan Romawi yang berjumlah 200.000 orang, sementara pasukan muslim sendiri hanya 20.000 orang. Pimpinan pasukan adalah gubenur Mesir, Abdullah bin Abi Sarah. Pasukan ini ditujukan untuk membebaskan Afrika, Andalusia dan Konstantinopel dari penjajahan dan tirani Romawi.

Pimpinan pasukan Romawi yang bernama Jarjir mengadakan sayembara, barang siapa bisa membunuh Abdullah bin Abi Sarah, ia berhak memperoleh hadiah sebesar 100.000 dinar dan menikahi anaknya. Sayembara ini disebarkan juga di kalangan kaum muslim. Abdullah bin Zubair melihat bahaya adu domba ini dalam strategi Jarjir itu. Karena itu dengan persetujuan komandannya, ia membuat sayembara tandingan, ia berkata, "Kita tidak perlu khawatir, kita juga mengumumkan, bahwa barang siapa yang bisa membunuh Jarjir, ia memperoleh hadiah 100.000 dinar, dan berhak menikahi putrinya."

Ternyata tidak mudah membangkitkan semangat pasukan muslim hanya dengan sekedar sayembara tandingan seperti itu. Karena itu, Abdullah bin Zubair bersama sekelompok sahabat dan temannya menjadi pasukan perintis untuk menjebol pagar betis pasukan Romawi yang berlipat sepuluh kali lipat banyaknya tersebut. Ia berkata kepada pasukan perintis yang mendukungnya, "Lindungilah punggungku, dan marilah menyerbu musuh bersamaku…!!"

Pasukan ini berhasil membelah pasukan Romawi, dan terus merangsek maju menuju satu titik, yakni tempat pengendali dan komandan pasukan, Jarjir. Seolah bahtera yang membelah gelombang, pasukan perintis ini seolah tidak terbendung hingga akhirnya sampai berhadapan dengan Jarjir. Abdullah bin Zubair sendiri yang bertempur dengan komandan pasukan Romawi yang ditakuti itu, dan akhirnya ia berhasil membunuhnya.

Panji-panji Islam berkibar di pusat komando pasukan Romawi, dan pasukan muslim yang terus bergerak di belakangnya juga berhasil memporak-porandakan pasukan Romawi lainnya. Kemenangan yang gemilang ini tak lepas dari peran dan keberanian Abdullah bin Zubair, karena itu Abdullah bin Abi Sarah, komandan pasukan muslim, memberikan kehormatan kepadanya untuk menyampaikan sendiriberita kemenangan ini kepada Khalifah Utsman di Madinah.

Abdullah bin Zubair tidak bisa menghindar ketika ia dihadapkan pada suasana fitnah setelah wafatnya khalifah Utsman. Dengan tegar ia berdiri di sisi Ali bin Abi Thalib, bahkan ketika Ali diturunkan dan kemudian tewas terbunuh, Ibnu Zubair dengan lantang menyatakan penolakannya untuk berba'iat kepada Muawiyah. Ketika Muawiyah memba'iat anaknya, Yazid bin Muawiyah untuk menjadi khalifah penggantinya, dengan tegas pula ia menolaknya. Walau berbagai ancaman ditujukan pada dirinya, ia berkata, "Sampai kapanpun dan bagaimanapun aku tidak akan berba'iat kepada si Pemabuk itu..!!"

Sangatlah beralasan jika Ibnu Zubair menyatakan penolakannya ini tanpa tedeng aling-aling. Kalau terhadap ayahnya, Muawiyah, masih ada penghargaannya sebagai sahabat Nabi SAW dengan berbagai kebaikan dan kelebihannya, di samping beberapa kekurangannya. Tetapi terhadap Yazid tidak ada alasan apapun untuk mendukung dan menghargainya. Sebuah syair pendek dilontarkannya sebagai ungkapan sikapnya terhadap Yazid, "Terhadap hal yang bathil, tidak ada tempat berlunak dan berlembut, kecuali jika geraham, bisa mengunyah batu menjadi lembut….!!"

Terbuktilah kemudian, Yazid banyak melakukan tindakan jahiliah yang menginjak-injak nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan. Ia sama sekali tidak mengindahkan ajaran-ajaran Islam dan kecintaan kepada Nabi SAW, sebaliknya, hanya memperturutkan hawa nafsu dan ambisi kekuasannya semata. Pembantaian Husein bin Ali, cucu Rasulullah SAW di padang Karbala, beserta keluarganya dan para pengikutnya, penyerangan kota Madinah yang terkenal dengan peristiwa Harrah, dan akhirnya penyerangan kota Makkah, semua itu diarsiteki oleh Yazid bin Muawiyah. Peristiwa-peristiwa ini merupakan sisi kelam dalam sejarah perkembangan Islam.

Setelah sikap penolakannya terhadap Yazid ini, Abdullah bin Zubair pindah ke Makkah, begitu juga denganHusein bin Ali yang juga dengan tegas menyatakan penolakannya. Ia ingin mengisi waktunya dengan lebih banyak ibadah, dan meninggalkan suasana "politik" yang penuh fitnah. Tetapi pena takdir telah menetapkan ia harus mengarungi jalan dan suasana tersebut untuk menemukan syahidnya. Selalu saja ada yang datang untuk berdiri di belakang dirinya, menyokong sikap-sikapnya, dalam melakukan perlawanan terhadap berbagai kedzaliman yang dilakukan oleh Yazid sebagai pihak penguasa.

Walau niatnya menghabiskan waktu untuk ibadah, tetapi Abdullah bin Zubair tak ubahnya seorang pemimpin di antara orang-orang yang juga beribadah bersamanya. Tetapi, ternyata tidak semua pengikutnya itu memiliki niat tulus untuk menegakkan kebenaran semata-mata, seperti apa yang digambarkan dan diramalkan Nabi SAW saat kelahirannya,"Ia laksana domba, di antara harimau yang berbulu domba…"

Setelah peristiwa Karbala, penduduk Madinah, yang sebagian besar adalah sahabat Anshar dan keturunannya, mulai menyatakan penolakannya dengan tegas atas kekhalifahan Yazid. Karena itu Yazid mengirim pasukanbesar untuk menyerang Madinah, dan setelah itu diperintahkan menyerang Abdullah bin Zubair di Makkah. Pada saat terjadi penyerangan Makkah dengan manjaniq, dimana penutup dan sebagian besar bagian Ka'bah terbakar, datanglah kabar dari Syam, bahwa Yazid mati. Pasukan itupun kembali ke Syam sebelum sempat menangkap atau membunuh Abdullah bin Zubair.

Masyarakat Hijaz dan sekitarnya memba'iat Abdullah bin Zubair sebagai khalifah setelah kematian Yazid. Sementara itu, Bani Umayyah mengangkat putra Yazid, Muawiyah bin Yazid sebagai khalifah. Muawiyah ini sangat berbeda dengan ayahnya, ia seorang pemuda yang saleh, yang menghabiskan waktunya dengan ibadah. Seolah Allah ingin menjaga kebaikannya ini, ia dalam keadaan sakit ketika ayahnya meninggal, dan tetap dalam keadaan sakitselama empat puluh hari (atau dua bulan dalam riwayat lainnya), dan tetap tinggal di tempat tidurnyasampai ajal menjemputnya.

Marwan bin Hakam mengangkat dirinya sebagai khalifah penerus Bani Umayyah, dan menjelang kematiannya, ia menunjuk putranya Abdul Malik bin Marwan sebagai penggantinya. Abdul Malik ini membentuk pasukan besar berjumlah 40.000 orang di bawah kepemimpinan Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi untuk menyerang Ibnu Zubair di Makkah. Pasukan ini melakukan pengepungan Makkah selama berbulan-bulan sambil menyerangnya dengan manjaniq. Akibat pengepungan ini, sebagian besar anggota pasukan Ibnu Zubair menyerah atau membelot ke pasukan Hajjaj karena kekurangan makanan dan kelaparan. Tetapi ada juga yang berkhianat karena tergiur dengan berbagai tawaran kenikmatan duniawiahyang ditawarkan oleh Hajjaj.

Pengikut yang setia mendampingi Ibnu Zubair makin sedikit saja, tetapi yang justru dikhawatirkan Ibnu Zubair adalah keselamatan para pengikutnya tersebut. Ia meminta mereka untuk menyingkir saja, tetapi mereka ini tidak mau meninggalkannya sendirian sebagaimana teman-temannya yang lain. Mereka siap mempertaruhkan nyawanya asalkan tetap diijinkan untuk mendampinginya.

Abdullah bin Zubair menemui ibunya, Asma binti Abu Bakar yang telah berusia sekitar 97 tahun dan telah buta matanya, untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Ibnu Zubair menceritakan situasi yang sedang dihadapinya, dan berbagai kemungkinan yang terjadi pada pasukan yang dipimpinnya, yang jumlahnya memang sangat sedikit. Ibunya ini memang wanita hebat, putri dari seorang sahabat yang hebat, istri dari sahabat yang hebat, dan dipuji dan dididik oleh seorang yang mulia dan hebat, Nabi SAW.Karena perannya ketika membantu Rasulullah dan ayahnya ketika bersembunyi di gua Tsur, sebelum kemudian hijrah ke Madinah, beliau memberikan gelar kepadanya Dzatun Nithaqain.

Atas permasalahan putranya ini, Asma menyatakan, bahwa tidak sepatutnya ia memilih dan melakukan sesuatu, kecuali di atas jalan kebenaran. Tidak ada kamus menyerah dan mundur dari perjuangan hanya karena terlalu kuatnya musuh, terlebih lagi karena terpikat oleh tawaran kenikmatan duniawiah, sungguh suatu kecelakaan besar dan menyimpang dari jalan yang dirintis oleh ayahnya, kakeknya, dan para sahabat yang telah gugur mendahuluinya. Abdullah bin Zubair berkata kepada ibunya, "Wahai Ibu, saya juga meyakini seperti itu, hanya saja saya khawatir, orang-orang Syam itu akan menyalib dan menyayat-nyayat tubuhku setelah mereka membunuhku!!”

Memang, sebenarnya yang dikhawatirkan adalah perasaan ibunya kalau jasadnya akan diperlakukan dengan sangat biadab seperti yang telah "biasa" mereka lakukan sebelumnya, misalnya yang terjadi pada peristiwa Karbaladan Harrah. Apalagi pemimpin pasukan Syam itu, Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi terkenal sebagai orang yang sangat kejam dan biadab, sangat jauh dari akhlak Islami walau dia pemeluk Islam. Namun, Ibnu Zubair memperoleh jawaban yang tidak tersangka-sangka dan sangat luar biasa dari ibunya, "Wahai anakku, sesungguhnya kambing itu tidak merasakan sakit walau dikuliti setelah disembelih, Teruskan langkahmu dan mintalah pertolongan kepada Allah…!!"

Asma hendak memeluk putranya tersebut untuk terakhir kali, tetapi tangannya menyentuh baju besi yang dipakai Ibnu Zubair, segera saja ia berkata, "Apa-apaan ini Abdullah..!! Orang yang memakai ini, hanyalah mereka yang tidak menginginkan apa yang sebenarnya engkau inginkan… (yakni, kesyahidan)..!!"

Abdullah bin Zubair segera melepas baju besi tersebut kemudian berpelukan dengan ibunya. Asma mengucapkan beberapa patah doa sebagai pengiring dan penyemangat anaknya untuk terakhir kalinya. Ibnu Zubair beranjak menuju sisa pasukan yang setia mendampinginya, kemudian mereka menyerang pasukan Hajjaj dan terjadi pertempuran tidak seimbang yang akhirnya mengantar Ibnu Zubair dan pasukannya menuju gerbang kesyahidan.

Dan seperti telah diperkirakan oleh Ibnu Zubair, Hajjaj menyalib dan menyayat tubuhnya yang telah kaku. Namun semua itu tidaklah menjadikannya tercela, justru menambah kemuliaan dirinya di sisi Allah.

Wednesday, April 8, 2015

Kisah Sahabat Nabi : Itban Bin Malik Ra

Itban Bin Malik Ra

Itban bin Malik RA adalah salah seorang sahabat Ahlul Badar, dan ia ditugaskan Nabi SAW untuk menjadi imam dalam shalat jamaah di masjid kaumnya, Bani Salim. Untuk sampai ke masjid/mushalla kaumnya itu, Itban harus melaluisuatu lembah. Jika turun hujan, ia mengalami kesulitan untuk melewati lembah tersebut, tetapi tetap saja ia melakukannya untuk sampai ke masjid dan melaksanakan tugas yang diberikan Rasulullah SAW kepadanya.

Ketika usianya makin tua dan penglihatannya mulai berkurang, ia benar-benar merasa kesulitan untuk mendatangi masjid Bani Salim, terutama kalau sedang hujan, karena biasanya terjadi banjir atau banyaknya genangan air pada lembah yang harus dilaluinya. Karena itu ia bermaksud meminta keringanan kepada Nabi SAW atas tugas yang beliau berikan kepadanya. Apalagi di masjid Bani Salim tersebut telah ada beberapa orang lainnya yang bisa menggantikan tugasnya mengimami shalat jamaah.

Itban bin Malik datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW, dan menyampaikan maksudnya tersebut. Rasulullah SAW memahami kesulitan Itban dan memenuhi permintaannya. Kemudian Itban berkata lagi, "Wahai Rasulullah, saya mohon tuan datang ke rumah saya, saya ingin menjadikan sebagian rumah saya untuk mushalla…"

Sekali lagi Nabi SAW memenuhi permintaan Itban, dan berjanji untuk mendatangi rumahnya esok harinya. Keesokan harinya, ketika hari tidak begitu panas lagi, Nabi SAW bersama Abu Bakar datang ke rumah Itban. Setelah dipersilahkan masuk, beliau tidak langsung duduk tetapi justru bersabda, "Dimana tempat yang engkau harapkan aku akan shalat?"

Itban mengantar Nabi SAW pada tempat disiapkan untuk mushalla, beliau berdiri dan bertakbir, ia dan Abu Bakar berdiri di belakang beliau ikut shalat juga. Beliau shalat sunnah dua rakaat, usai shalat, Itban mempersilahkan dua tamunya yang mulia ini makan bubur gandum yang telah disiapkannya.

Penduduk kampung Itban yang mendengar kabar kehadiran Nabi SAW dan Abu Bakar, berbondong-bondong datang ke rumah Itban menemui beliau. Tetapi ada salah seorang warga yang berkata, "Apa gerangan yang sedang dilakukan Ibnu Malik..??"

Seorang warga lainnya menyahuti, "Dia sih orang munafik, yang tidak cinta kepada Allah dan RasulNya…!!"

Rasulullah SAW yang mendengar pembicaraan tersebut bersabda, "Janganlah kalian berkata seperti itu, apakah kalian tahu, dia (Itban) mengucapkan Laa ilaaha illallaah itu dengan tujuan mengharapkan keridhaan Allah?"

"Allah dan RasulNya lebih mengetahui…" Kata salah seorang dari mereka, tetapi kemudian ia berkata lagi, "Adapun kami, demi Allah, tidaklah kami mengetahui pembicaraan dan kecintaannya melainkan condong kepada orang-orang munafik..!!"

Melihat prasangka-prasangka yang berkembang seperti itu, beliau bersabda menegaskan, "Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka kepada orang-orang yang mengatakan : Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullah, dengan tujuan untuk memperoleh keridhaan Allah…!!"

Kisah Sahabat Nabi : Sawad Bin Ghaziyyah Ra

Sawad Bin Ghaziyyah Ra

Sawad bin Ghaziyyah RA adalah salah seorang Ahlul Badar, dan termasuk dari sedikit sahabat yang menemui syahidnya di medan Perang Badar itu. Pada hari berlangsungnya pertempuran ketika sedang persiapan pasukan, Nabi SAW mengatur barisan dan meluruskannya, seperti ketika meluruskan shaf-shaf shalat. Saat tiba di tempat Sawad, beliau melihat kalau posisinya agar bergeser, tidak lurus dengan anggota pasukan lainnya. Beliau memukul perut Sawad dengan anak panah sambil bersabda, "Luruskan barisanmu, wahai Sawad…!!"

Tetapi tanpa diduga oleh siapapun, tiba-tiba Sawad berkata, "Wahai Rasulullah, engkau telah menyakitiku, maka berilah kesempatan kepadaku untuk membalasmu (meng-qishash-mu)..!!"

Para sahabat terkejut, dan sebagian besar marah dengan ucapan Sawad ini, apalagi Umar bin Khaththab. Nabi SAW sendiri sebenarnya terkejut dengan sikapnya itu, tetapi beliau menenangkan mereka. Sambil menyerahkan anak panah yang dipakai memukul, beliau bersabda, "Kalau begitu, balaslah wahai Sawad…!!"

Sambil menerima anak panah dari tangan Nabi SAW, Sawad berkata, "Wahai Rasulullah, engkau memukulku di perut yang tidak tertutup kain, karena itu hendaklah engkau singkapkan baju engkau..!!"

Para sahabat makin marah dengan sikap dan kemauan Sawad yang tidak sepatutnya ini. Tetapi Nabi SAW tetap menenangkan mereka dan memenuhi permintaan Sawad. Setelah beliau menyingkapkan baju beliau, Sawad segera melemparkan anak panah tersebut dan memeluk perut Nabi SAW dengan erat sambil menangis bahagia,sekaligus meminta maaf kepada beliau. Sekali lagi Nabi SAW dibuat terkejut dengan tindakan Sawad yang tidak tersangka-sangka ini. Beliau berkata, "Apa-apaan engkau ini, Sawad….??"

Sawad berkata, "Inilah yang aku inginkan, ya Rasulullah, telah lama aku berharap kulitku yang hina ini bisa bersentuhan dengan kulit engkau yang mulia, dan aku bersyukur bisa melakukannya, semoga ini menjadi saat-saat terakhir dalam hidupku bersama engkau….!!"

Nabi SAW tersenyum mendengar jawaban Sawad ini, karena apa yang dilakukannya adalah ekspresi kecintaannya kepada Nabi SAW. Segera saja beliau mendoakan kebaikan dan ampunan bagi Sawad.

  Ketika pertempuran mulai berkobar, Sawad segera menghambur ke barisan kaum musyrikin yang jumlahnya jauh lebih besar, yakni lebih dari tiga kali lipat banyaknya. Dengan semangat jihad yang begitu menggelora dan keinginan untuk mencapai syahid di jalan Allah, ia menyerang musuh tanpa sedikitpun rasa takut. Luka tikaman dan sayatan senjata tidak langsung menghentikan langkahnya untuk menghadang serangan kaum musyrikin. Sawad baru berhenti berjuang ketika kakinya tidak lagi mampu menyangga tubuhnya, tangannya tak lagi mampu menggerakkan pedang akibat terlalu banyaknya luka-luka dan darah yang mengucur dari tubuhnya. Namun demikian mulutnya tampak tersenyum ketika tubuhnya roboh ke tanah, karena ruhnya langsung disambut para malaikat yang langsung mengantarnya ke hadirat Allah.

Kisah Sahabat Nabi : Sa'id Bin Zaid RA

Sa'id Bin Zaid Ra

Sa'id bin Zaid al Adawy RA merupakan kelompok sahabat yang memeluk Islam pada masa-masa awal, sehingga ia termasuk dalam kelompok as Sabiqunal Awwalun. Ia memeluk Islam bersama istrinya, Fathimah binti Khaththab, adik dari Umar bin Khaththab. Sejak masa remajanya di masa jahiliah, ia tidak pernah mengikuti perbuatan-perbuatan yang umumnya dilakukan oleh kaum Quraisy, seperti menyembah berhala, bermain judi, minum minuman keras, main wanita dan perbuatan nista lainnya.Sikap dan pandangan hidupnya ini ternyata diwarisi dari ayahnya, Zaid bin Amru bin Naufal.

Sejak lama Zaid bin Amru telah meyakini kebenaran agama Ibrahim, tetapi tidak mengikuti Agama Yahudi dan Nashrani yang menurutnya telah jauh menympang dari agama Ibrahim. Ia tidak segan mencela cara-cara peribadatan dan perbuatan jahiliah dari kaum Quraisy tanpa rasa takut sedikitpun. Ia pernah bersandar di dinding Ka'bah ketika kaum Quraisy sedang melakukan ritual-ritual penyembahannya, dan ia berkata, "Wahai kaum Quraisy, apakah tidak ada di antara kalian yang menganut agama Ibrahim selain aku??"

Zaid bin Amru juga sangat aktif menentang kebiasaan kaum Quraisy mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena dianggap sebagai aib, seperti yang pernah dilakukan Umar bin Khaththab di masa jahiliahnya. Ia selalu menawarkan diri untuk mengasuh anak perempuan tersebut. Ia juga selalu menolak memakan daging sembelihan yang tidak disebutkan nama Allah saat penyembelihannya, dan juga penyembelihan untuk berhala-berhala.

Seakan-akan ia memperoleh ilham, ia pernah berkata kepada sahabat dan kerabatnya, "Aku sedang menunggu seorang Nabi dari keturunan Ismail, hanya saja, rasanya aku tidak akan sempat melihatnya, tetapi saya beriman kepadanya dan meyakini kebenarannya…..!!"

Zaid bin Amru sempat bertemu dan bergaul dengan Nabi Muhammad SAW sebelum beliau dikukuhkan sebagai Nabi dan Rasul, sosok pemuda ini (yakni, Nabi Muhammad SAW) sangat mengagumkan bagi dirinya, di samping akhlaknya yang mulia, pemuda ini juga mempunyai pandangan yang sama dengan dirinya tentang kebiasaan dan ritual jahiliah kaum Quraisy. Tetapi Zaidmeninggal ketika Kaum Quraisy sedang memperbaiki Ka'bah, yakni, ketika Nabi SAW berusia 35 tahun.

Dengan didikan seperti itulah Sa'id bin Zaid tumbuh dewasa, maka tak heran ketika Nabi SAW menyampaikan risalahnya, ia dan istrinya langsung menyambut seruan beliau. Tak ada ketakutan dan kekhawatiran walau saat itu kaum Quraisy melancarkan siksaan yang tak terperikan kepada para pemeluk Islam, termasuk Umar bin Khaththab, kakak iparnya sendiri yang merupakan jagoan duel di pasar Ukadz. Hanya saja ia masih menyembunyikan keislamannya dan istrinya. Sampai suatu ketika Umar yang bertemperamen keras itu mengetahuinya juga.

Ketika itu Sa'id dan istrinya sedang mendapatkan pengajaran al Qur'an dari sahabat Khabbab bin Arats,tiba-tiba terdengar ketukan, atau mungkin lebih tepat gedoran di pintu rumahnya. Ketika ditanyakan siapa yang mengetuk tersebut, terdengar jawaban yang garang, "Umar..!!"

Suasana khusyu' dalam pengajaran al Qur'an tersebut menjadi kacau, Khabbab segera bersembunyi sambilterus berdoa memohon pertolongan Allah untuk mereka. Sa'id dan istrinya menuju pintu sambil menyembunyikan lembaran-lembaran mushaf di balik bajunya. Begitu pintu dibuka oleh Sa'id, Umar melontarkan pernyataan keras dengan sorot mata menakutkan, "Benarkan desas-desus yang kudengar, bahwa kalian telah murtad?"

Sebelum kejadian itu, sebenarnya Umar telah membulatkan tekad untuk membunuh Nabi SAW. Kemarahannya telah memuncak karena kaum Quraisy jadi terpecah belah, mengalami kekacauan dan kegelisahan, penyebab kesemuanya itu adalah dakwah Islamiah yang disampaikan Nabi SAW. Dalam pemikiran Umar, jika ia menyingkirkan/membunuh beliau, tentulah kaum Quraisy kembali tenang seperti semula. Tetapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdulah yang memberitahukan kalau adiknya, Fathimah dan suaminya telah memeluk Islam. Nu'aim menyarankan agar ia mengurus kerabatnya sendiri saja, sebelum mencampuri urusan orang lain. Karena itu, tak heran jika kemarahan Umar itu tertumpah kepada keluarga adiknya ini.

Sebenarnya Sa'id melihat bahaya yang tampak dari sorot mata Umar. Tetapi keimanan yang telah merasuk seolah memberikan tambahan kekuatan yang terkira. Bukannya menolak tuduhan, ia justru berkata, "Wahai Umar, bagaimana pendapat anda jika kebenaran itu ternyata berada di pihak mereka ??"

Mendengar jawaban itu, Umar langsung menerkam Sa'id, memutar kepalanya kemudian membantingnya ke tanah, setelah itu Umar menduduki dada Sa'id. Sepertinya Umar ingin memberikan pukulan pamungkas untuk Sa'id, seperti kalau ia mengakhiri perlawanan musuhnya ketika sedang berduel di pasar Ukadz. Fathimah mendekat untuk membela suaminya, tetapi ia mendapat tinju keras Umar di wajahnya sehingga terjatuh dan darah mengalir dari bibirnya. Keadaan Sa'id sangat kritis, ia bukan lawan duel sebanding dengan Umar, dan ia hanya bisa pasrah jika Umar akan menghabisinya.

Tetapi tiba-tiba terdengar pekikan keras istrinya, Fathimah. Bukan ketakutan, tetapi pekikan perlawanan dan permusuhan dengan penuh keberanian, "Hai musuh Allah, kamu berani memukul saya karena saya beriman kepada Allah…! Hai Umar, perbuatlah yangkamu suka, karena saya akan tetap bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalahRasullullah…!"

Umar tersentak bagai disengat listrik, pekikan itu seakan menembus ulu hatinya … terkejut dan heran. Umar bin Khaththab seakan tak percaya, wanita lemah ini, yang tidak lain adiknya sendiri berani menentangnya. Tetapi justru dari keheranan dan ketidak-percayaannya ini, amarahnya menjadi reda, dan kemudian menjadi titik balik ia memperoleh hidayah dan akhirnya memeluk Islam.

Sebagaimana sahabat-sahabat yang memeluk Islam pada masa awal, Sa’id bin Zaid merupakan sosok yang banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah, seorang alim yang sangat zuhud. Hampir tidak pernah tertinggal dalam berbagai pertempuran dalam menegakkan panji-panji keimanan. Ia tidak mengikuti perang Badar, karena saat itu ia ditugaskan Nabi SAW untuk tugas mata-mata ke Syam bersama Thalhah bin Ubaidillah. Tetapi beliau menetapkannya sebagai Ahlul Badr dan memberikan bagian ghanimah dari perang Badar, walau secara fisik tidak terjun dalam pertempuran tersebut. Ada tujuh sahabat lainnya seperti Sa'id, tidak mengikuti perang Badar, tetapi Nabi SAW menetapkannya sebagai Ahlul Badr.

Sa'id juga termasuk dalam kelompok sepuluh sahabat yang dijamin oleh Nabi SAW akan masuk surga dalam masa hidupnya. Sembilan sahabat lainnya adalah, empat sahabat Khulafaur Rasyidin, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Abu Ubaidah bi Jarrah R.Hum.

Sa'id sempat mengalami masa kejayaan Islam, di mana wilayah makin meluas dan makin banyak lowongan jabatan. Sesungguhnyalah ia pantas memangku salah satu dari jabatan-jabatan tersebut, tetapi ia memilih untuk menghindarinya. Bahkan dalam banyak pertempuran yang diterjuninya, ia lebih memilih menjadi prajurit biasa. Dalam suatu pasukan besar yang dipimpin oleh Sa'd bin Abi Waqqash, setelah menaklukan Damaskus,Sa'd menetapkan dirinya sebagai wali negeri/gubernur di sana. Tetapi Sa'id bin Zaid meminta dengan sangat kepada komandannya itu untuk memilih orang lain memegang jabatan tersebut, dan mengijinkannya untuk menjadi prajurit biasa di bawah kepemimpinannya. Ia ingin terus berjuang menegakkan kalimat Allah dan panji-panji kebenaran, suatu keadaan yang tidak bisa dilakukannyan jika ia memegang jabatan wali negeri.

Seperti halnya jabatan yang dihindarinya, begitu juga dengan harta dan kemewahan dunia. Tetapi sejak masa khalifah Umar, harta kekayaan datang melimpah-ruah memenuhi Baitul Mal (Perbendaharaan Islam), sehingga mau tidak mau, sahabat-sahabat masa awal seperti Sa’id bin Zaid akan memperoleh bagian juga. Bahkan khalifah Umar memberikan jatah (bagian) lebih banyak daripada bagian sahabat yang memeluk Islam belakangan, yaitu setelah terjadinya Fathul Makkah. Namun, setiap kali ia memperoleh pembagian harta atau uang, segera saja ia menyedekahkannya lagi, kecuali sekedarnya saja.

Namun dengan cara hidupnya yang zuhud itu, masih juga ada orang yang memfitnah dirinya bersikap duniawiah. Peristiwa itu terjadi pada masa pemerintahan Muawiyah, ketika ia telah menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk beribadah di Madinah. Seorang wanita bernama Arwa binti Aus menuduh Sa’id telah merampas tanah miliknya. Pada mulanya Sa’id tidak mau terlalu perduli atau melayani tuduhan tersebut, ia hanya membantah sekedarnya dan menasehati wanita itu untuk tidak membuat kedustaan. Tetapi wanita itu tetap saja dengan tuduhannya, bahkan ia melaporkan kepada gubernur Madinah.

Marwan bin Hakam, gubernur Madinah yang masih paman dari Muawiyah, atas laporan Arwa bin Aus itu memanggil Sa’id untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya. Setelah menghadap, Sa’id membantah tuduhan itu, ia berkata, “Apakah mungkin aku mendzalimi wanita ini (yakni merampas tanahnya), sedangkan aku mendengar sendiri Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang mendzalimi seseorang dengan sejengkal tanah, maka Allah akan melilitnya dengan tujuh lingkaran bumi pada hari kiamat kelak!!”

Sa’id memang meriwayatkan beberapa hadits Nabi SAW, termasuk hadits yang dijadikan hujjahnya itu. Ada hadits senada lainnya yang juga diriwayatkannya, yakni : Barang siapa yang berbuat dzalim terhadap sejengkal tanah, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi, dan barang siapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid.

Kemudian Sa’id berbalik menghadap kiblat dan berdoa, “Ya Allah, apabila dia (wanita itu) sengaja membuat-buat kebohongan ini, janganlah engkau mematikan dirinya kecuali setelah ia menjadi buta, dan hendaklah Engkau jadikan sumurnya sebagai kuburannya…!!”

Beberapa waktu kemudian Arwa binti Aus menjadi buta, dan dalam keadaan seperti itu ia terjatuh ke dalam sumur miliknya sendiri dan mati di dalamnya. Sebenarnya saat itu Sa’id berdoa tidak terlalu keras, tetapi beberapa orang sempat mendengarnya. Mereka segera saja mengetahui kalau Sa’id bin Zaid dalam kebenaran, dan doanya makbul. Namanya dan kebaikannya jadi semakin dikenal, dan ia banyak didatangi orang untuk minta didoakan.

Seperti halnya jabatan dan harta kekayaan, ke-terkenal-an (popularitas) juga tidak disukai oleh Sa’id bin Zaid ini. Walaupun ia sebagai sahabat as sabiqunal awwalin, selalu berjuang dan berjihad di jalan Allah setiap kali ada kesempatan, dan menghabiskan waktu dengan ibadah ketika sedang ‘menggantungkan pedang’, bahkan telah dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW ketika masih hidup bersama (hanya) sembilan sahabat lainnya, tetapi ia tidak terlalu menonjol dan terkenal dibanding sahabat-sahabat lainnya yang memeluk Islam belakangan, seperti misalnya Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Salman al Farisi dan lain-lainnya. Hal ini terjadi karena ia memang lebih suka ‘menyembunyikan diri’, lebih asyik menyendiri dalam ibadah bersama Allah, walau secara lahiriah ia berada di antara banyak sahabat lainnya. Setelah peristiwa dengan Arwa bin Aus dan banyak orang yang mendatangi dirinya, Sa’id merasa tidak nyaman. Apalagi kehidupan kaum muslimin saat itu, walau tinggal di Madinah, tetapi makin banyak saja yang ‘mengagung-agungkan’ kemewahan dunia. Jejak kehidupan Nabi SAW dan para sahabat masa awal, baik dari kalangan Muhajirin ataupun Anshar, yang selalu sederhana dan zuhud terhadap dunia sedikit demi sedikit mulai memudar. Karena itu Sa’id pindah ke daerah pedalaman, yakni di Aqiq, dan ia wafat di sana pada tahun 50 atau 51 hijriah. Tetapi jenazahnya dibawa pulang ke Madinah oleh Sa'd bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Umar, keponakannya sendiri, kemudian dimakamkan di Baqi, di antara beberapa sahabat Rasulullah SAW lainnya.